Unknown

Takut. Sebuah kata yang menggambarkan perasaan khawatir kita terhadap suatu hal yang akan atau bahkan harus kita jalani. Yakin deh, semua orang pasti udah pernah ngerasain bagimana kekuatan virus yang satu ini. Virus ini sangatlah mudah menyerang pemikiran manusia, terlebih mereka yang lemah dalam menumbuhkan kekabalan logika. Iya, logika. Mereka hanyalah memikirkan kelemahan atau kejelakan yang mungkin terjadi saja, bukan kemampuan atau kebaikannya. Berbagai fantasi berlebihan selalu bermunculan menjelang "eksekusi".

Ibarat tembok kokoh, mereka hanya melihat 2 bata jelek di antara 100 bata bagus. Mereka belum juga dapat melihat sisi lain yang dapat terpancar dari rangkaian bata tersebut. Mereka dihantui rasa cemas yang membuat mereka tidak dapat berfikir dengan jernih dan sehat. Tanpa kita sadari, tiba-tiba kita menjadi ilmuwan hebat yang dapat menganalisis, hal (tidak penting) sekecil sekalipun.

Aku orangnya penakut, jujur. Bahkan tidak jarang rasa takutku amat sangat berlebihan hingga hal yang tidak penting pun aku permasalahkan. Ada dua pengalaman dekat ini yang amat sangat membanggakan haha.. Oke, mari kita sharing.

Tahun ajaran baru, mahasiswa pun baru. Para mahasiswa aktif sibuk dengan tanggung jawabnya masing. Tetapi tidak dengan aku. Aku hanya bersantai di rumah menikmati liburan. Di sela santaiku, handphoneku berdering, menandakan pesan masuk. Pesan dari seorang kakak angkatan yang mengajakku untuk ikut mendampingi MABA fakultas dalam memperkenalkan organisasi mahasiswa Katolik di universitas kami. Kali ini adalah ajakan ketiga dalam rangkaian acara PPA (ospek). Bukannya senang, aku malah bingung. Bukan bingung memikirkan alasannya mengajakku, melainkan bingung dengan siapa aku akan datang. Jujur rasa ingin serta sudah ada di hatiku sejak awal mereka mengajak. Tapi, ya itu. Teman. Aku butuh teman. Aku terlalu takut untuk menghadapinya sendiri karena aku merasa aku tidak terlalu dekat dengan teman-teman Katolik. Faktor lokasi-lah yang mendukung pertumbuhan rasa tidak dekat itu. Aku sudah mencoba mengajak teman satu jurusan untuk mengajak, tetapi nihil.
Menimbang dan menimbang, akhirnya aku memutuskan untuk menghadirinya. Aku mencoba melawan virus takut yang mencoba menggerogoti otakku. Dengan menempuh perjalanan yang lumayan jauh dan di bawah teriknya matahari, aku dan Mio hitamku membelah kota *aduh lebay banget bahasanya*. Setelah sampai di sana, tadaaa.... Belum ada orang. Sampai akhirnya, aku dapat berkumpul bersama mereka dan berkenalan dengan MABA Katolik yang unyu-unyuuu..
Satu jam berlalu. MABA unyu harus kembali mengikuti kegiatan PPA. Aku pun turut berpamitan. Dan seketika itu, aku menyadari, bahwa aku berhasil meningkatkan kekebalan logikaku dan mampu melihat 98 bata bagus. Aku tersenyum, melangkahkan kaki dengan ringan dan bangga menuju parkiran, dan berkata "Aku berhasil" :)

Masih ada satu cerita lain, tapi kayaknya kok kepanjangan yak. Next time ajadeh yaa haha..
Jadi, Intinya, jangan sampai berbagai ketakutan yang kita ciptakan membatasi diri kita. Situasi berbahaya memang nyata, tetapi ketakutan hanyalah hasil dari pemikiran kita yang berlebihan :)

Unknown
Mungkin Ini Alasan Kamu Nggak Diterima di Perguruan Tinggi Impianmu

:')
Source: nyunyu.com

Unknown
Aku tau semua orang punya kesedihannya sendiri, nggak mungkin enggak. Mungkin bagi mereka yang bilang enggak itu adalah mereka yang mencoba untuk setrong.
Seperti biasa, tiap malem kalo belom bisa bobo aku pasti merenung di kamar. Mereview hal-hal yang sudah aku lewati. Dan kamu tau? Ada satu hal yang sampai saat ini masih "nggerus ati" kalo orang jawa bilang. Ada yang nggak mudeng? Tanya deh sama yang mudeng haha.. Padahal ya, aku udah selalu nyoba buat nerima. Tapi nggak tau kenapa ya, rasanya masih sedih alay gitu. Kayak semacem, kenapa bukan aku? Kenapa aku nggak bisa? Ah pokoknya gitu lah. Nyebelin banget. Aku juga udah nyoba buat berfikir positif, ngelakuin hal-hal sesuai dengan bidang dimana aku berada sekarang. Tapi tu.. tetep aja.... Ya gitu deh.
Kadang kalo lagi doa, bilang gini "Maaf ya Tuhan, Ira masih kayak gini :')"
Labels: 0 comments | edit post
Unknown
Pendidikan merupakan salah satu hal pokok dalam kehidupan individu. Melalui pendidikan, kita dapat membelah cakrawala pengetahuan. Pendidikan juga mengajarkan kita tentang bagaimana kita harus bertindak dalam situasi tertentu.
Di Indonesia, kebanyakan orang tua memandang bahwa pendidikan terpenting dan paling dasar adalah pendidikan di bidang akademik dan hal itu sudah merupakan suatu tradisi turun temurun. Tapi, apa jadinya jika hal yang mereka anggap penting itu malah mereka abaikan? Mereka melepas anak mereka karena berbagai alasan. Jika demikian, kepada siapa anak-anak malang ini harus meminta bantuan? Mungkin bisa bagi sebagian orang dengan kemampuan ekonomi tinggi untuk menyewa guru les privat atau bimbel, tapi bagaimana nasib anak-anak dengan penghasilan orang tua yang pas-pasan? Guru kelas? Perlu diketahui, dengan kurikulum yang baru yakni kurikulum 2013 peran guru di dalam kelas hanyalah sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator. Hasil belajar siswa sepenuhnya bergantung pada keaktifan dan tingkat keingin tahuannya.
Baru-baru ini, saya menemui seorang siswa yang merupakan murid dampingan saya dalam pelayanan sosial, namanya Andre. Saya benar-benar terkejut ketika mengetahui masalah mereka. Andre adalah siswa kelas 2 SD. Ketika membimbing mereka dalam belajar bahasa Inggris, teman saya menemukan bahwa Andre ini belum bisa membaca. Ketika diminta untuk membaca sendiri, ia cenderung menolak dan memilih untuk pergi. Ia berpindah pada saya, mungkin berharap tidak diminta membaca. Tapi hal itu tidak mungkin saya lakukan. Saya meminta dia untuk menulis abjad dari A-Z. Tapi apa? Blank. Dia menjawab “Ah susah. Nggak mau ah”. Saya mencoba kembali mengajarkan dengan lagu. Hasilnya? Dia tetap ogah-ogahan. Saya tidak tahu, orang tuanya tidak bisa atau tidak mau mengajarkan. Dan pembibingan untuk anak seperti ini akan memakan waktu yang tidak singkat. Karena banyakmya hal yang perlu dibenahi.
Harapan saya, orang tua hendaknya mendukung anaknya dalam belajar. Jika tidak bisa, dapat mengajak untuk belajar bersama temannya yang memiliki kemampuan lebih. :)
Unknown
Hallooo cyberspace! How are you? Blog baru ini jarang terjamah ya. Padahal yang punya main sosmed melulu. Di awal bulan Agustus ini, aku baru tergugah nih buat isi kekosongan kamu lagi blogku tercintaaah :* tapi besok yaaa.. Ini udah pagi. Jam di hp udah nunjukkin pukul 2:06. See yaa! Semoga Ira rajin lagi nulis blog :)
Unknown
Haloo haloo... Ketemu lagi nih. Kali ini aku nggak mau bertele-tele hal nggak penting, aku pengen sharing ke kalian tentang hal baru yang kemarin barusan aku coba.
Kelelahan di hari kemarin, Kamis, 27 Februari dimulai pada jam 14.30 WIB. Perjalananku *ciyeh perjalanan* dimulai dari TOR Sanjaya yang ada di daerah Jangli, Semarang. Bagi kalian yang belum tau apa itu seminari, seminari itu kayak tempat sekolah bagi mereka yang terpanggil menjadi Imam/ Pastor, calon Pastor ini disebutnya Frater. Karena ini pengalaman pertama aku bersama Cik Vienna, kita di sana baru bingung, ini tempatnya mana kok sepi-sepi aja. Akhirnyalah kita nanya sama kumpulan anak laki-laki yang ada di situ, dan ternyata emang mereka yang kita cari, malu..malu deh haha. Dan beberapa menit kemudian temen-temen yang lain mulai berdatangan, termasuk Krisma yang memperkenalkan aku sama kegiatan ini hehe. Dan di situ aku sama Cik Vienna baru nyadar kalo cowok-cowok itu adalah para frater, nggak nyangka aja sih bener-bener ketemu frater yang seumuran sama aku. Baru pertama kali juga liat frater-frater yang semuda itu, salut sama mereka, keren! 
Udah kumpul semua nih, dan kita bersama-sama menuju ke daerah Kaligawe (Semarang Utara) untuk menjalankan misi kami. Daerah ini bukan merupakan daerah yang mewah, fyi. Penduduk di sekitar sini sebagian besar bekerja sebagai buruh. Balik ke misi, mereka biasanya naik angkot sewaan plus mobil pribadi untuk menjangkau daerahnya. Sepanjang perjalanan aku cuma diem dan ketawa ketiwi mencoba larut dalam perbincangan mereka, ngamatin mereka satu per satu. Nyoba baca situasinya gitu buat adaptasi, umaklumlah, aku lama adaptasinya kalo sama orang baru. 
Sekitar  ±20 menit, kita udah sampai di tempat tujuan. Oh iya, sebelumnya kita udah dibagi di daerah-daerah yang ada di sekitar sana. Kita ada 7 daerah kalo nggak salah dan tiap daerah ditangani oleh 2-3 orang. Aku kebagian barengan salah satu frater. Kita jalan ke salah satu rumah yang halamannya biasa digunakan untuk membimbing adik-adik ini. Setelah kita persiapkan tempatnya, anak-anak kecil mulai berdatangan dengan membawa tas dan buku mereka masing-masing. Kebiasaan di anak sini selalu berdoa lebih dahulu sebelum memulai kegiatan, dan doa itu dipimpin oleh salah satu diantara anak-anak ini. Dan tadaaa... kegiatan dimulai. Aku kebagian buat ngajarin bahasa Inggris kelas IV sama VI SD. Mereka masih belajar tentang hari-hari dan alat-alat kesehatan gituu. Mereka ini lucu, kadang berantem karena hal nggak penting, dan itu lucu kalo menurut aku ahahaha.. Dasar bayi. Dan satu lagi, karena aku orang baru, mereka malu-malu gitu, boo. Dan taulah malunya anak kecil itu gimana, lucuk! 
Hari udah mulai gelap, kata frater anak yang datang hari itu sedikit, tidak sebanyak yang kemarin, jadilah kita selesai lebih awal dan paling awal dari daerah yang lainnya. Sepanjang perjalanan menuju tempat angkot diparkir, kita ngobrol, berhubung aku masih "baru" jadinya kita ngobrolin kegiatan ini. Rekanku ini juga cerita tetang anak-anak di situ. Namanya juga jaman modern, hampir semua anak-anak di sini udah punya HP, padahal kan kalo dipikir harusnya mereka dahuluin kebutuhan sehari-hari, dan dengan adanya HP, tentunya itu akan membebani orang tua mereka dalam merawat HP nya dan tentunya lagi akan mengganggu dalam belajar. Gituu.. Walaupun baru  semalem, tapi aku lupa kita ngobrol apa lagi, skip aja kali ya..
Semua volunteer udah kumpul, dan kita naik ke angkot dan balik ke Jangli. Sepanjang perjalanan pulang, kita yang pada baru (sekitar 4 orang) diminta sharing. Mereka juga bercanda-canda gitu, seru- seru volunteer-nya. 
Pas udah sampe Jangli, aku sama Cik Vienna mau coba hal baru lagi. Tadaaa... Acara akutikan di salah satu gereja di Semarang. Dan aku pikir timing-nya itu pas banget! Mereka lagi latihan buat acara Paskah. Nahlo, baru dateng, event-nya udah gede gitu haha.. Anak-anak akustikan ini orangnya juga lucu-lucu, bercanda mulu, seruuu..
Nggak kerasa udah jam 22.00 WIB, saatnya pulang, etapi si Cik Vien laper.. Yaudahdeh, K*C jadi tempat penutup di hari itu.
Sampe rumah kaki rasanya mau copot semuaa, haduuuhh.. Tapi semuanya menyenangkan kok. Bersyukur banget masih diberi kesempatan ini sama Tuhan :)
Unknown
Halloo teman-teman pembacaaa... Lagi blog walking yaa?
Kenalin, aku Amelia Nirha Khartikasari. Seperti kalian, ada maksud khusus kenapa aku diberi nama ini.

Amelia, Amelia adalah nama baptis. Santa Amelia ini adalah orang yang suka ngelakuin hal-hal baik gitu. Ia seorang pelindung bagi nelayan dan petani. Dalam hidupnya, Ia selalu mencari orang-orang yang terluka di bagian tangan dan bahunya, bahkan bersedia mengobati luka itu setelah Ia mendapatkan keajaiban dari Tuhan. Hari Santa Amelia diperingati setiap tanggal 10 Juli, guys. Lebih lengkapnya, search google aja kali ya, “Saint Amelia”.

Santa Amelia
Lanjut ke nama ye, Nirha. Nirha atau orang biasa taunya “nira”. Nira adalah air bunga kelapa yang rasanya manis. Bisa banget diminum langsung, ada prosesnya buat ngehasilin air nira dari bunga kelapa. Katanya sih seger, aku sendiri belum nyoba. Nah, dengan memberi nama ini orang tua berharap agar aku dapat menjadi penyegar di antara masyarakat melalui apa yang aku perbuat hehehe..
Khartikasari, kartika adalah bahasa jawa, yang artinya bintang. Maksud dikasi nama ini agar aku dapat menjadi bintang bagi orang sekitarku, menerangi setiap sudut dari kehidupan mereka gitu J ahahaha alay banget yak bahasanya(?) Dan sari adalah tambahan aja sih kalo nama jawa.
Kalo sama temen-temen biasa, aku dipanggilnya Ira, bagus yaa? Jarang banget kan tu nemuin orang yang namanya Ira. Beda kalo namanya Siti, survei ngawur membuktikan 7 dari 10 orang di Indonesia namanya Siti. Kalo sama temen alay aku dipanggil tomcat, iwa, irung, dan ame. Sejarahnya? Ada lah, besok.
Saat ini aku berstatus sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD) di Universitas Negeri Semarang Semeter 4.

Udah dulu ya, pemula nulis acak adut gini aja mikirnya lama, capek. Sampe ketemu di postingan berikutnyaa..
Labels: 0 comments | edit post